Daerah Endemik Enggano (Sumatra)



Pulau Enggano, dengan luas sekitar 400 km2 adalah Derah Burung Endemik (DBE) terkecil di Indonesia. Pulau, yang terletak 96 km di sebelah Barat Daya Sumatera (dari Manna) dan diduga tidak pernah bersambungan dengan Pulau Sumatera (Whitten, et al., 1987b) ini, berdasarkan administratif pemerintahan termasuk Kabupaten Bengkulu Selatan, Propinsi Bengkulu.
Burung Sebaran Terbatas
Otus enganensis
Zosterops salvadorii

Habitat
Enggano adalah pulau yang relatif datar dengan puncak tertinggi 300 m dpl. Suhu udara dan curah hujan di pulau ini relatif tinggi (Ditjen PHPA, 1990). Kedua species burung sebaran-terbatas hidup di beberapa habitat berhutan dan lahan pertanian, terutama perkebunan kelapa, dan lahan-lahan terbuka di sekitar perkampungan. Burung Kacamata Enggano dilaporkan banyak dijumpai dan Celepuk Enggano dijumpai beberapa kali pada kunjungan singkat ke pulau ini pada tahun 1983 (van Marle dan Voous, 1998).
Situasi Saat Ini
Hutan alam di Pulau Enggano umumnya masih dalam kondisi baik. Hal ini erat kaitannya dengan relatif sedikitnya penduduk (1.435 jiwa) dan masih lambatnya pembangunan akibat sangat terbatasnya prasarana transportasi antara Enggano-Sumatera (Sutaryadi dan Haspiran in litt., 1995)
Sebagian besar masyarakat berpencaharian sebagai nelayan, dan membuka lahan pertanian di daerah pesisir pada saat musim badai. Konversi hutan cukup besar terjadi pada tahun 1990-an saat pembukaan lahan perkebunan kelapa sawit yng hingga saat ini terbengkalai (Sutaryadi dan Haspiran in litt., 1995).