Daerah Endemik Pulau Jawa


Letak dan Cakupan Wilayah Pesisir Pulau Jawa
Daerah Burung Endemik (DBE) Pesisir Pulau Jawa mencakup daerah pesisir Jawa, pesisir Selatan Madura, dan Kepulauan Kangean.  Berdasarkan administratif pemerintahan daerah ini terletak di wilayah kabupaten di sepanjang pesisir pulau-pulau tersebut yang termasuk wilayah DKI Jakarta, Banten,  Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Sebagian besar habitat pantai di sepanjang pesisir Pulau Jawa dan pulau-pulau di sekitarnya telah di konversi menjadi pertambakan dan pemukiman sebelum informasi mengenai kekayaan dan penyebaran burung di daerah-daerah tersebut diperoleh.  Oleh karena itu, penyebaran sebenarnya dari species-species burung sebaran-terbatas di DBE ini tidak akan pernah diketahui secara pasti dan batas-batas DBE pun sulit untuk ditetapkan.  Sehingga dalam peta daerah ini digambarkan mencakup daerah pesisir di sepanjang pantai Pulau Jawa dan Kepulauan Kangean, serta pesisir Selatan Madura.  Meskipun DBE ini berdekatan dengan DBE Hutan di Jawa dan Bali, tumpang tindih habitat burung sebaran-terbatas dari kedua DBE tersebut sangat kecil.

Habitat Burung Sebaran-Terbatas di DBE pesisir Pulau Jawa
Hoplopterus macropterus
Charadrius javanicus
Contropus nigrorufus
Zosterops flavus
Habitat
DBE ini mencakup beragam habitat pesisir, meliputi pantai, hutan mangrove dan vegetasi rawa lainnya, rataan lumpur dan daerah rawa payau.  Cerek Jawa (Charodrius javanicus) yang sulit dibedakan dengan species cerek lainnya (C. Alexandrinus) menghuni daerah pantai berpasir dan rataan lumpur di DBE ini.  Trulek Jawa dilaporkan dijumpai di daerah berawa-rawa di belakang garis pantai dan gundukan pasir di sekitar delta di mulut sungai. Bubut Jawa yang dahulu umum dijumpai di habitat rawa-payau saat ini hanya dijumpai di beberapa daerah rawa di belakang hutan mangrove.  Kacamata Jawa (Zosterops flavus) hidup di beberapa lahan dhutan pantai yang tersisa di sepanjang pesisir Utara Jawa dan pesisir Selatan Madura.

Kawasan Konservasi
Jaringan konservasi di Jawa hanya mencakup sebagian kecil habitat lahan basah di daerah pesisir, di antaranya Cagar Alam Muara Angke (25 ha) di daerah pinggiran Utara Jakarta, daerah pesisir Taman Nasioal Ujung Kulon, dan TN. Baluran, serta CA. Nusa Kambangan/Segara Anakan (928 ha) di pantai Selatan Jawa Tengah.
Empat usulan kawasan konservasi yang mencakup hutan mangrove dan hutan rawa payau dijumpai di sepanjang pesisir Utara Jawa Barat, yaitu Muara Gembong (800 ha) yang pada masa lalu menjadi tempat hidup Trulek Jawa Barat, Tanjung Sedari (8200 ha),  Muara Cimanuk (7100 ha), dan Muara Bobos (5000 ha).  Selain penting bagi burung-burung Endemik di DBE Pesisir Pulau Jawa, daerah-daerah tersebut juga penting sebagai tempat burung-burung migran.

Situasi Saat Ini
Habitat pesisir di Pulau Jawa tengah mendapat tekanan yang berat akibat pembangunan tambak, pemukinan di bibir pantai (water front), dan pembangunan kawasan industri. Oleh karena itu DBE ini diperkirakan yang paling terancam dibandingkan 23 DBE lain yang dimiliki Indonesia.
Inventarisasi  lahan-lahan basah yang tersisa perlu mendapat prioritas dan langkah-langkah perlindungan perlu segera dilaksanakan.  Program rehabilitasi hutan mangrove dan lahan pantai yang tengah giat dilaksanakan, khususnya oleh pihak pemerintah dan perum Perhutani, perlu terus didorong.  Demikian pula upaya pengendalian pendangkalan sungai dan wilayah pantai perlu terus dilaksanakan secara berkesinambungan dalam rangka menghindarkan pendangkalan di sekitar Muara sungai di sepanjang pantai Pulau Jawa. Upaya-upaya tersebut akan mendukung upaya perlindungan dan pemeliharaan habitat-habitat kunci spesies-spesies burung sebaran-terbatas, burung-burung migran dan berbagai species hidupan liar lainnya.