Dialypetale (Dicotyledoneae)
Terna atau tumbuhan berkayu dengan daun-daun yang berhadapan atau tersebar, kebanyakan mempunyai daun penumpu. Bunga sebagian besar banci, mempunyai kelopak dan mahkota yang berbilangan 5. benang sari sama banyaknya dengan jumlah daun mahkota atau lebih banyak. Bakal buah kebanyakan menumpang, kadang-kadang tenggelam, biasanya beruang 1 dengan 3 papan biji pada dindingnya, kadang-kadang beruang lebih dari 1(Campbell,2003).
Ordo : Passifloraceae. Pohon atau semak-semak berkayu, banyak pula berupa tumbuhan memanjat yang menggunakan sulur-sulur dahan yang muncul dari ketiak-ketiak daunya. Daun tunggal, biasanya berlekuk menjari, jarang menyirip. Seringkali mempunyai kelenjar pada tangkai daunya, duduknya tersebar, kebanyakan mempunyai daun penumpu yang kecil dan lekas gugur. Bunga banci, aktinomorf, kadang-kadang berkelamin tunggal. Daun kelopak 5, tidak gugur, bebas atau sebagian berlekatan. Daun mahkota juga 5, bebas atau sedikit berlekatan. Disamping mahkota terdapat mahkota tambahan terdiri atas badan-badan seperti tangkai sari atau sisik-sisik atau seperti cincin yang tersusun dalam 2 lingkaran atau lebih. Benang sari 5 samapai banyak, berlekatan pendek atau berbekas, seringkali muncul dari ginofor. Putik dengan bakal buah yang seringkali duduk diatas ginofor, mempunyai 3→5 tangkai putik yang bebas atau berlekatan dengan kepala putik berbentuk bongkol. Bakal biji banyak, pada 3→5 tembuni yang terdapat pada dinding bakal buah, masing-masing dengan 2 integumen. Buahnya berupa buah kendaga atau buah buni, tidak membuka atau membuka dengan membelah ruang melalui 3 katup. Biji dengan kulit biji bernoktah diselubungi salut biji yang berdaging, mempunyai endosperm dengan lembaga yang lurus dan besar(Tjitrosoepomo,2004).
Ordo : Caricaceae. Semak atau pohon kecil yang batangnya tidak berkayu, daun tunggal berbagi atau majemuk menjari, duduknya tersebar menurut rumus 3/8 biasanya terkumpul pada ujung batang atau cabang, tanpa daun penumpu. Bunga banci atau berkelamin tunggal, aktinomorf, poligam, mempunyai dasar bunga yang berbentuk seperti lonceng. Kelopak berlekuk 5 atau bertepi rata. Daun mahkota 5, pada bunga ♂ berlekatan, pada bunga ♀ berlekatan menjadi buluh yang pendek atau bebas. Benang sari 10, tertanam pada mahkotanya, tangkai sari bebas atau berlekatan pada pangkalnya, pada bunga ♂ dengan rudimen putik atau tidak ada. Pada bunga ♀ tidak terdapat rudimen benang sari atau staminodium, putik dengan tangkai putik pendek, bebas atau tanpa tangkai putik, bakal buah menumpang, beruang 1 atau beruang terbagi menjadi 5 ruang oleh sekat-sekat semu. Bakal biji banyak pada 3→5 tembuni yang terdapat pada dinding bakal buah, masing-masing dengan 2 integumen. Buahnya buah buni dengan daging buah yang tebal dan lunak. Biji dengan endosperm dan lembaga yang lurus(Tjitrosoepomo,2004).
Suku ini mencakup 45 jenis, terbagi dalam 4 marga yang paling terkenal ialah : Carica : C.papaya (papaya). Banyak ditanam sebagai pohon buah-buahan. Selain lezat dan segar, banyak makan buah papaya memudahkan buang air besar(Tjitrosoepomo,2004).
Ordo : Bixaceae. Pohon atau perdu, daun tunggal bertulang daun menjari yang menjari yang duduknya tersebar, mempunyai daun penumpu. Bunga besar membentuk rangkaian berupa malai, banci, aktinomorf. Daun kelopak 5, daun mahkota 5, benang sarui banyak. Bakal buah menumpang, beruang 1 dengan 2 tembuni pada dindingnya, pada tiap tembuni terdapat banyak bakal biji, masing-masing dengan 2 integumen, tangkai putik 1. buahnya buah kendaga, membuka dengan 2 katup diantara tembuni. Biji dengan kulit luar berdaging berwarna merah, mempunyai endosperm, lembaga besar dengan daun lembaga yang lebar dan melengkung pada ujungnya(Tjitrosoepomo,2004).
Ordo ini hanya terdiri atas 1 suku Bixa yang monotipik, asli Amerika tropik. Bixa orellana, sering dipiara sebagai tanaman hias, dari bijinya diperoleh zat warna merah (kesumba) yang antara lain berguna untuk mewarnai bahan makanan (mentega, keju). Daunnya (“folia bixae”) berguna dalam obat-obatan(Tjitrosoepomo,2004).
Guttiferales
Sebagian besar berupa semak, perdu, atau pohon dengan batang berkayu, daun tunggal berhadapan, dengan atau tanpa daun penumpu. Bunga hampir selalu banci, dengan kelopak dan daun-daun mahkota yang bebas, kebanyakan berbilangan 5. benang sari sama banyaknya dengan jumlah daun mahkota, jika lebih berbekas. Putik dengan bakal buah yang menumpang. Apokarp atau sinkarp, jika sinkarp hanya beruang 1 dengan tembuni pada dindingnya, biasanya beruang lebih dari 1 dengan tembuni di pusat dalam sudut-sudut ruangan. Biji dengan endosperm yang tidak mengandung zat tepung(Campbell,2003).
Dari segi anatomi terdapat sifat-sifat yang khas, yaitu adanya sel-sel spikula (sel-sel yang mengandung badan-badan seperti paku atau jarum-jarum kecil) dalam daging daunnya dan terdapatnya saluran-saluran atau rongga-rongga yang berisi resin terutama dalam kulit batang(Tjitrosoepomo,2004).
Ordo : Guttiferae. Kebanyakan berupa pohon, jarang berupa terna, mempunyai saluran resin atau kelenjar-kelanjar minyak, yang duduknya umumnya berhadapan dengan atau tanpa daun penumpu. Bunga banci berkelamin tunggal, aktonomorf. Kelopak dan mahkota mempunyai susunan dan letak yang amat bervariasi, daun kelopak 2→6, daun mahkota sama banyaknya dengan daun kelopak, benang sari banyak, poliadelf (berbekas-bekas) dan sebagian bersifat staminodial (mandul). Bakal buah menumpang, beruang 1→15, kebanyakan beruang 3→5, bakal biji banyak, masing-masing dengan 2 integumen. Buah dengan bentuk dan struktur yang bermacam-macam, bila masak membuka atau tidak, biji tanpa endosperm, seringkali bersalut, lembaga besar(Tjitrosoepomo,2004).
Malvales
Warga Malvales disebut juga Columniferae, mempunyai sebagai ciri khasnya terdapat “columna”, yaitu bagian bunganya yang terdiri atas perlekatan bagian bawah bawah tangkai sarinya membentuk badan yang menyelubungi putik dan bagian pangkalnya berlekatan dengan pangkal daun-daun mahkota, sehingga bila mahkota bunga ditarik keseluruhannya akan terlepas dari bunga bersama-sama dengan benang-benang sari dengan meninggalkan kelopak dan bakal buah saja. Tumbuhan yang tergolong dalam bangsa ini kebanyakan berupa semak atau pohon, ada pula yang merupakan terna yang annual. Daun tunggal, tersebar, mempunyai daun penumpu. Bunga umumnya banci, aktinomorf, berbilangan 5, dengan daun-daun kelopak yang berkatup dan daun-daun mahkota seperti sirap atau genting. Benang sari banyak, tersusun dalam 2 lingkaran, yang lingkaran luar seringkali tereduksi, yang di lingkaran dalam membentuk “columna”. Bakal buah menumpang, beruang 2→banyak, dalam tiap ruang terdapat 1→banyak bakal biji yang tegak, masing-masing dengan 2 integumen. Pada bagian-bagian tertentu seperti daun dan kulit batang terdapat sel-sel atau saluran-saluran lendir, dan diluar sering terdapat rambut-rambut berbentuk bintang(Kimball,1983).
Ordo : Tiliaceae, kebanyakan berupa tumbuhan berkayu, jarang berupa terna. Daun tunggal kadang-kadang berlekuk, mempunyai daun penumpu, duduknya tersebar. Bunga banci, jarang berkelamin tunggal, aktinomorf. Daun kelopak 4→5, bebas atau berlekatan, tersusun seperti katup. Daun mahkota juga 4→5, kebanyakan bebas dengan dengan susunan seperti katup, kadang-kadang tidak terdapat. Benang sari umumnya banyak atau 2 x jumlah daun mahkota, tidak berlekatan, tetapi sering tersusun dalam 5→10 berkas. Bakal buah menumpang, terdiri atas 2→ banyak raung, tiap ruang dengan 1→banyak bakal biji, jarang beruang dengan tembuni pada dinding. Kadang-kadang bunga mempunyai pendukung putik dan benang sari (androginofor). Buah mempunyai beberapa ruang, menyerupai buah kendaga, kadang-kadang terbagi dalam beberapa bagian yang kemudian terpisah-pisah, kadang-kadang berupa buah keras dengan 1 biji. Biji mempunyai endosperm, lembaga biasanya lurus(Tjitrosoepomo,2004).
Ordo : Bombacaceae. Warga suku ini hampir selalu berupa pohon-pohon yang dapat menjadi tinggi besar, mempunyai sisik-sisik atau rambut-rambut bintang, daun tunggal atau majemuk menjari, duduknya tersebar dengan daun penumpu. Bunga kadang-kadang besar dengan warna yang menarik, banci, aktinomorf. Daun kelopak 4→5, biasanya berlekatan , dalam kuncup tersusun seperti katup. Daun mahkota 5 tersusun seperti genting dan dalam kuncup seperti terpilin ke satu arah. Benang sari sama banyaknya dengan jumlah daun mahkota dan duduk berhadapan dengan daun-daun mahkota, kebanyakan lebih banyak, dapat sampai banayak sekali. Bila jumlahnya besar seringkali berlekatan membentuk buluh atau tersusun dalam berkas-berkas. Kepala sari beruang 1→2 atau lebih, serbuk sari dengan permukaan yang licin. Bakal buah menumpang sampai setengah tenggelam, beruang 2→5, tiap ruang berisi 2→banyak bakal biji. Buahnya buah kendaga, seringkali pecah dengan membelah ruang, sisi dalam kulitnya sering berambut. Biji dengan atau tanpa endosperm, sering bersalut(Tjitrosoepomo,2004).
Ordo : Malvaceae. Terna atau semak-semak, jarang berupa pohon. Seringkali dengan batang yang mempunyai serabut-serabut kulit, serta penutup permukaan organ-organ tertentu yang berupa rambut-rambut bintang atau sisik-sisik. Daun tunggal, bertepi rata atau berlekuk beraneka ragam, kebanyakan bertulang menjari, duduknya tersebar, mempunyai daun penumpu. Bunga besar, banci, aktinomorf, daun kelopak 4→5, sedikit banyak berlekatan, dengan susunan seperti katup. Disamping itu seringkali terdapat kelopak tambahan, daun mahkota 5, bebas satu sama lain, tetapi pada pangkal sering berlekatan dengan buluh (“columna”) yang merupakan perlekatan tangkai-tangkai sarinya, letaknya seperti genting. Benang sari banyak dengan tangkai sari yang berlekatan membentuk suatu kolom yang berongga menyelubungi putik dan pada bagian atas terbagi-bagi dalam cabang-cabang yang masing-masing mendukung kepala sari yang hanya beruang 1 dan membuka dengan celah yang membujur, serbuk sari dengan permukaan berbenjol-benjol. Bakal buah menumpang, beruang 2 atau beruang banyak, seringkali beruang 5 dengan 1 sampai banyak bakal biji, tangkai putik sama banyaknya dengan jumlah ruang dalam bakal buah atau 2x jumlah ruang. Buahnya buah kendaga atau buah berbelah(Tjitrosoepomo,2004).